Pages

Wednesday, March 10, 2010

Pengumpulan Dana TN4 untuk Pak Pius, Pamong TN


DARI CORNELIUS FERDIAN ASH (7-februari-2010)

Dear all TN4ers,

Hari sabtu siang kemarin (06.02.2010) saya dapat sms dari dik Ina (Valentina-TN15) dan dik Afif (Saifuddin Afif, TN-13, ex ketua Ikastara Jogja) tentang kondisi pak Pius plus permintaan transfusi darah gol darah B terkait kondisi beliau. Karena posisi saya sedang di Jogja dan gol darah sy B, saya langsung meluncur ke RS Panti Rapih untuk ikut donor. Saya langsung ke ruang Lukas 306 untuk menemui pak Pius. Beliau terlihat pucat, tapi masih berusaha tersenyum kepada saya dan alumni yang membesuk. Dari beliau saya mengetahui ada masalah dengan fungsi ginjalnya dan memang membutuhkan darah segar untuk transfusi dan cuci darah. Saya tanya perawat jaga tentang kebutuhan darah untuk pak Pius, dan dijawab dibutuhkan setidaknya 3 kantong darah segar dari 3 pendonor untuk hari itu. Ada 4 orang alumni yang siap donor, termasuk saya. Karena paling senior di antara mereka, saya kemudian mengkoordinir adik2 untuk mengurus administrasi transfusi di unit PMI Pantirapih. Kami kemudian segera bergerak ke PMI Kota Yogyakarta di Tegalgendu, deket Kotagede, Jogja Selatan secara beriringan menggunakan 1 mobil dan beberapa sepeda motor.
Setelah diperiksa ternyata ada 2 orang yang tidak diijinkan donor, termasuk saya :)
saya tidak diijinkan donor karena sebulan yang lalu baru saja operasi appendiks, dan satu lagi adik alumni baru saja menstruasi seminggu yg lalu.
Puji Tuhan kekurangan pendonor segera dicover oleh 2 orang adik alumni yang menyusul ke PMI, shg jumlahnya menjadi 4 kantong darah bagi Pak Pius di hari itu.
Pk 14.00 donor selesai. Karena proses pengolahan darah pasca donor membutuhkan waktu 3 jam, kami kembali ke rumah sakit dulu. Karena ada keperluan dgn pekerjaan, sy tinggalkan RS dan kontak dik Afif utk minta dia untuk mengambil kantong2 darah tersebut pk 17.00.
Pk 17.30 saya kembali ke rumah sakit untuk mengecek keberadaan kantong2 darah itu. Pukul 18.00 kantong darah sampai di RS dan segera diserahkan ke unit transfusi. Malam itu juga darah hasil donor dipakai untuk mendongkrak kadar Hb darah pak Pius yang drop.
Setelah melihat kondisi yg sudah mulai "aman dan terkendali :)", saya dan adik2 pamit kpd Bu Pius spy Pak Pius bisa istirahat dengan tenang, karena suasana sore itu rame oleh kunjungan pamong dan siswa. Sy sampaikan kpd bu Pius bhw kami semua dalam kondisi "stand-by", siap dihubungi kapan saja. Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan seluruh alumni.

Karena kesibukan jadi tukang merangkap kuli, sy ga bisa besuk Pak Pius pd hari minggu dan senin, tapi tetap sy pantau kondisi di rumah sakit via adik2. Dari mereka sy dpt kabar tanggal 09.02.2010 Pak Pius cuci darah lagi, tapi hasil lab belum didapat. Tensi beliau juga tidak stabil. Dokter baru akan memberi tahu hasil pengujian terhadap fungsi ginjal pada tgl 10.02.2010.

Siang tanggal 10.02.2010 sy besuk beliau. Bu Pius dengan wajah agak berseri menyampaikan sekilas hasil lab yg menurut para tim dokter "mengalami kemajuan di banding hari sabtu lalu". Detailnya hail lab dan kondisi medis Pak Pius bisa dilihat di postingannya dik Rendra TN-10 yg kebetulan sy temui di RS.
Sy bukan ahli medis, jadi sy ga akan mengomentari banyak yg bukan bidang sy. Sy minta opinion dari bapak saya yg kebetulan juga dokter via sms, dan beliau bilang "gurumu gagal ginjal. kondisinya jelek." Mungkin rekans yang bergelut di bidang medis bisa memberi opini lain?
Karena datang agak telat, sy tidak bertemu dengan tim dokter yg memvonis Pak Pius harus cuci darah seumur hidup, ataupun dr. Budi yg memberi pendapat berbeda dengan dokter2 lain. Whatever their judgments are..hope for the best, prepare for the worst..
Sampai siang tadi saya belum dapat kabar dari RS tentang kebutuhan darah untuk tindakan medis selanjutnya. Kami yg di jogja tetap dalam kondisi stand-by, menunggu kabar lbh lanjut.

DANA
Saya sempat ngobrol di teras kamar Lukas 306 dengan bu Pius yg sedikit "curhat" mengenai kondisi Pak Pius dan kondisi SMATN.
Pak Pius punya kebiasaan minum obat2 herbal macam2..para dokter sementara mendiagonsa itu penyebab utama terganggunya fungsi ginjal beliau..oleh karenanya perlu uji farmako thd obat2 yg selama ini diminum pak Pius.
Menurut bu Pius, kondisi Pak Pius tidak hanya dipengaruhi oleh masalah fisik, namun juga psikis..beban pikiran.
Pak Pius adalah ketua tim sukses angkatan 18. Bu Pius cerita kalau Pak Pius sering nangis melihat kondisi akademik dan kepribadian angkatan 18. Hal ini diperkuat oleh cerita adik2 pengurus Ikastara Jogja, yg bolak-balik ke kampus TN utk memberi semangat adik2 angkatan 18, tapi dianggap angin lalu oleh mereka. Jujur sy jadi penasaran apa benar separah itu kondisi TN sekarang?
Secara implisit saya tanyakan masalah pendanaan..dan beliau cerita kalau Pak Pius punya Askes dan Asuransi Mandiri yang cukup membantu sebagian pendanaan hingga saat ini. Sy belum sempat bertanya ttg tunjangan kesehatan dari SMATN karena saat itu ada orang tua siswa yg datang berkunjung, shg obrolan kami terpotong. Sy akan coba cari info lagi, baik langsung ke bu Pius maupun adik2 alumni yg orangtuanya pamong di SMATN.
Sebelum saya pamit, sekali lagi beliau mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dari para alumni..dan saya jawab "sudah sewajarnya, bahkan seharusnya kami lakukan ini.."

Kesimpulan sementara saya, keluarga Pak Pius membutuhkan dana yg tidak sedikit untuk bisa menghadapi ujian ini.
Kalau vonis para dokter yg mengharuskan pak Pius cuci darah seumur hidup itu benar, maka diperlukan biaya yg tidak sedikit untuk memfasilitasinya secara kontinu.
Kalaupun ditemukan metode lain seperti yg dr. Budi sampaikan, maka tetap dibutuhkan dana yg tidak sedikit setidaknya untuk mengcover biaya akomodasi di rumah sakit. Fyi, ruang Lukas statusnya satu level di bawah VIP...dan sy rasa Pak Pius butuh kenyamanan itu agar bisa beristiraht dengan baik.
Dengan atau tanpa back-up dana dari SMATN bagi beliau ataupun asuransi2 yg beliau miliki, sy rasa sebagai manusia, terlebih kita sebagai anak2nya, sudah sewajarnya kita melakukan yang terbaik yang kita mampu lakukan bagi beliau. Isn't it, brothers? ;)

Nah, demikian sekilas laporan dari saya. Maaf kalau terlalu panjang..hehe.
Mari tetap berdoa bagi kesembuhan Pak Pius.
My beloved TN4ers..we should act now ;)

Viva TN4..Viva Taruna Nusantara!

CFA
930895
- yang selalu kena her matematika sepanjang jadi siswa SMATN :) -

KONDISI TERAKHIR DARI IKASTARA.ORG (26-FEBRUARI-2010)

Hari ini, tepatnya pukul 12 siang tadi (tanggal 26-February-2010), Pak Pius sudah meninggalkan halaman RS Panti Rapih Jogjakarta untuk kembali ke Rumah Dinas beliau -dan barangkali tempat menginap favorit bagi sebagian kita yang membaca message ini- di P9 Kompleks SMA Taruna Nusantara. Secara umum, fisik beliau sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan tiga minggu lalu. Sebagai informasi, Pak Pius dirawat di rumah sakit selama 22 hari, sejak tanggal 4 Februari 2010 hingga hari ini.

Namun demikian, perlu saya informasikan bahwa perjuangan kami -atau kita- belum selesai di sini. Pak Pius masih harus cuci darah dua kali seminggu. Dan kami juga memutuskan untuk menjadwalkan konsultasi kepada dokter lain untuk meminta second opinion. Beberapa hal preventif maupun kuratif tetap dilakukan sedemikian sehingga kondisi fisik Pak Pius senantiasa meningkat. Wacana cangkok ginjal masih membayang-bayangi karena hingga saat ini diagnosa dan persentase fungsi ginjal belum juga ditegakkan sehingga kami kesulitan ketika akan mengisi formulir-formulir yang membutuhkan diagnosa tegak pasien.

TN4 Karya Nyata Kecil Kami Bagi TN


Mendekati 20thn SMA TN dan hasil dari acara TN4 Happy Family Gathering 3 Jan 2010; saya mencoba mengangkat topik Inspirasi bagi suatu karya nyata TN4.

Adalah kebanggaan bila saat Juli nanti kita berkumpul di Pirikan; kita sebagai alumni mampu memberikan suatu karya nyata bagi siswa-pamong-managemen SMA TN dibanding hanya datang dalam kapasitas anjangsana dan kangen2an.

Berikut usulan karya nyata kecil namun kongkret dgn nama program:
TN4 Karya Nyata Kecil Kami Bagi TN, dengan sub kegiatan sebagai berikut

1. Buku Bagi Guru.
    Langganan majalah/eksiklopedia/buku dari Gramedia @Rp1jt/orang untuk 32 pamong
2. A Laptop for beloved pamong
    Netbook Acer @Rp3,2 jt untuk 10 orang pamong yg dulu mengajar TN4 dan masih aktif
3. Bangun Sekolah Kita
    Perbaikan atap kelas dgn alokasi anggaran Rp 32juta

Kegiatan di atas dianggarkan dengan biaya Rp 32 juta/kegiatan. Ini dapat tercapai dgn MENGUMPULKAN 64 TN4 YG MAU MENDONASIKAN RP 500RIBU/ORANG. Disederhanakan lagi : DICARI 64 TN4 YG MAU MENGANGSUR RP 100RIBU/BULAN selama 5 bulan dari Jan-Mei 2010.

Silakan masukan komentar atau langsung kontak Yosep Sudarso, PIC kegiatan ini, jika ingin ikut berpartisipasi.