Pages

About

Kumpulan cerita dari sebuah sekolah berasrama penuh di lembah tidar magelang, Sekolah ini memiliki bagunan kelas, tempat tinggal (graha) siswa, ruang makan bersama, rumah guru (pamong) pengajar, rumah pembina kehidupan siswa (pamong graha), laundry dan beberapa fasilitas lain yang bertempat di satu kompleks.

Dalam kehidupan sehari-hari siswa terikat dengan peraturan yang harus di jalankan, mulai dari kewajiban berolah raga pagi, piket jaga graha, kurve (bersih-bersih lingkungan graha dan sekolah), apel (upacara) sebelum dan sesudah kegiatan, belajar malam di kelas, jam malam, dilarang membawa alat elektronik ke dalam graha, penghormatan kepada bendera saat jam pengibaran dan penurunan bendera, dan lain sebagainya.

Pola pengasuhan dilakukan langsung oleh pamong pengajar, pamong graha dan siswa lebih senior (abang), hukuman dari kesalahan kebanyakan dalam bentuk kegiatan fisik seperti push up, lari keliling lapangan, atau kegiatan lain, atau juga dengan pengisian buku saku yang akan mempengaruhi nilai kepribadian di raport. Dari pola pengasuhan ini, karena siswa senior yang paling sering berinteraksi dengan adik siswa, maka melakukan kesalahan di depan senior adalah hal yang sangat menakutkan, karena bisa langsung dihadiahkan hukuman.

Masa-masa kelas 1 dan 2 merupakan masa paling krusial karena masih berhadapan dengan senior, tapi setelah kelas 3, tinggal 2 lagi yang masih bisa memberikan hukuman yaitu pamong pengajar dan pamong graha. Di saat kelas 3, ada istilah P45, yaitu nomer salah satu rumah yang diperuntukkan untuk siswa berkemampuan lebih dalam menghadapai EBTANAS (evaluasi belajar tahap akhir nasional), tapi sebenarnya siswa yang berkesempatan menempati tempat ini tidak berarti bebas dari ketentuan-ketentuan kegiatan seperti diatas, hanya saja, karena mereka memiliki tempat berlindung yang aman, mereka salah gunakan kesempatan tersebut.

Pamong pengajar memiliki ciri khas masing-masing dalam mengajar, mereka terkenal dalam hal membuat soal ujian yang tidak mudah dipecahkan, sehingga hanya sedikit siswa yang beruntung dapat melewati ujian tersebut dalam sekali test. Kebanyakan harus mengulang (HER) ujian minimal sekali lagi (dengan kadar kesulitan dikurangi sedikit), sehingga menjadi kebanggaan diantara siswa jika berhasil dalam sekali ujian tanpa HER. Salah satu pamong yang paling ditakuti adalah pamong geography, dimana setiap awal kelas dimulai, beliau mengundi nomer urut untuk maju kedepan dan ditanya oleh beliau pelajaran minggu sebelumnya, Sehingga detik-detik menjelang penyebutan nomer urut adalah saat yang paling mencekam buat siswa karena saking takutnya menjadi bulan-bulanan pertanyaan yang tidak bisa dijawab di depan kelas.

Semoga halaman ini, memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan disana, sehingga pembaca bisa merasakan atmospher yang sama ketika membaca cerita-cerita di blog ini.